Notification texts go here Contact Us Buy Now!

Index atau PMI Manufaktur Indonesia serta deflasi selama 4 bulan beruntun yang merupakan pertama kali sejak 25 tahun terakhir.




Indonesia langsung dihantam sejumlah kabar buruk di awal September 2024. Diantaranya amblesnya Indeks Harga Konsumen merosotnya Purchasing Managers' Index atau PMI Manufaktur Indonesia serta deflasi selama 4 bulan beruntun yang merupakan pertama kali sejak 25 tahun terakhir.


Indonesia Catat Deflasi 0,03% pada Agustus 2024, Menkeu: Tidak Terpengaruh Pelemahan Daya Beli


Indonesia mencatat deflasi sebesar 0,03 persen pada Agustus 2024. Fenomena ini sudah berlangsung sejak Mei 2024.


Penurunan harga pangan di pasaran diduga sebagai penyebab utama deflasi, bukan karena melemahnya daya beli masyarakat.


Pudji Ismartini dari BPS menegaskan bahwa deflasi lebih disebabkan oleh sisi penawaran (supply) dan bukan oleh permintaan.


Sri Mulyani mengonfirmasi bahwa deflasi tidak terkait dengan daya beli masyarakat dan merupakan hasil dari upaya pemerintah menurunkan harga pangan. Namun, dia mengingatkan untuk hati-hati dengan data inflasi inti (core inflation).


Meskipun terjadi deflasi bulanan, inflasi tahunan pada Agustus 2024 tercatat sebesar 2,12 persen.


Deflasi bisa menurunkan harga pangan dan menguntungkan konsumen, tetapi juga bisa menunjukkan penurunan permintaan. Penting untuk memantau inflasi inti karena dapat mempengaruhi kebijakan ekonomi dan stabilitas harga.



Gimana menurut Sobat master tahu, apa yang terjadi bila Indonesia terus mengalami Deflasi ???

Indonesia Alami Deflasi Empat Bulan Berturut-turut, Badan Pusat Statistik Mencatat.


Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat bahwa Indonesia telah mengalami deflasi selama empat bulan berturut-turut. Fenomena ini merupakan perkembangan signifikan dalam perekonomian nasional dan menjadi perhatian bagi berbagai pihak, termasuk pemerintah dan pelaku usaha.


Faktor Penyebab Deflasi


Menurut BPS, ada beberapa faktor yang mempengaruhi terjadinya deflasi ini. Salah satunya adalah penurunan harga bahan pangan, seperti beras, daging, dan sayuran, yang menjadi komponen utama dalam menghitung indeks harga konsumen (IHK). Selain itu, penurunan permintaan dalam negeri juga turut andil dalam menekan harga barang dan jasa.


Dampak Deflasi Terhadap Perekonomian


Deflasi selama empat bulan ini memiliki dampak yang cukup kompleks terhadap perekonomian. Di satu sisi, penurunan harga barang dan jasa dapat memberikan keuntungan bagi konsumen karena daya beli meningkat. Namun, di sisi lain, kondisi ini dapat mempengaruhi pendapatan produsen dan pelaku usaha, yang pada akhirnya dapat berimbas pada pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan.


Selain itu, deflasi yang berkepanjangan dapat menjadi indikasi bahwa perekonomian sedang mengalami stagnasi, di mana aktivitas ekonomi melambat dan tingkat investasi menurun. Jika tidak ditangani dengan tepat, hal ini berpotensi memicu resesi.


Respon Pemerintah


Menghadapi situasi ini, pemerintah melalui Kementerian Keuangan dan Bank Indonesia telah menyusun beberapa langkah strategis untuk menjaga stabilitas ekonomi. Salah satunya adalah dengan memperkuat stimulus fiskal dan moneter untuk mendorong permintaan dalam negeri. Selain itu, pemerintah juga berupaya untuk meningkatkan daya saing produk lokal di pasar internasional guna mengimbangi penurunan permintaan domestik.


Proyeksi ke Depan



BPS dan para ekonom memprediksi bahwa tren deflasi ini masih mungkin berlanjut jika tidak ada intervensi yang signifikan. Oleh karena itu, penting bagi pemerintah untuk terus memantau perkembangan ini dan mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk memastikan perekonomian tetap berada pada jalur yang stabil.


Secara keseluruhan, deflasi yang terjadi di Indonesia selama empat bulan berturut-turut ini merupakan sinyal penting bagi perekonomian nasional. Upaya kolaboratif dari semua pihak diperlukan untuk mengatasi tantangan ini dan memastikan bahwa perekonomian Indonesia tetap tumbuh secara berkelanjutan.


Sementara di sisi lain, dampak deflasi yang berturut-turut ini sudah imbasnya di sektor manufaktur yang eksis, aktivitas bisnis mereka terus tertekan. Kemudian, sebagian tenaga kerja akhirnya harus di "lay off" atau pemutusan
kerja.

Post a Comment



Cookie Consent
We serve cookies on this site to analyze traffic, remember your preferences, and optimize your experience.
Oops!
It seems there is something wrong with your internet connection. Please connect to the internet and start browsing again.
AdBlock Detected!
We have detected that you are using adblocking plugin in your browser.
The revenue we earn by the advertisements is used to manage this website, we request you to whitelist our website in your adblocking plugin.
Site is Blocked
Sorry! This site is not available in your country.