
Di tengah mulai memanasnya suasana dan kondisi politik Indonesia menjelang Pemilihan Umum 2019 mendatang, masyarakat sempat dihebohkan oleh pernyataan yang mengatakan bahwa Indonesia akan bubar dalam waktu 30 tahun yang akan datang.
Apakah pernyataan tersebut ada dasarnya? Apakah benar hutang Indonesia semakin membengkak? Lalu apakah kondisi perekonomian semakin memburu? Anda boleh percaya dengan pernyataan ini dan boleh tidak percaya, itu hak Anda.
Namun tentunya jika kita berbicara soal ekonomi, maka kita harus merujuk pada data dan melihat data perekonomian Indonesia dan kondisi ekonomi Indonesia saat ini bagaimana, dari situ kita bisa melihat apakah Indonesia masih akan bertahan 30 tahun lagi? Atau malah bertambah kuat? Mari kita simak ulasan berikut ini.
Kondisi Ekonomi Indonesia Apakah benar kondisi ekonomi Indonesia mengalami perlambatan? Atau tidak membaik? Seperti yang telah kita ketahui Bersama kebijakan tax amnesty telah membawa angin segar bagi penerimaan pajak Indonesia dan pasar saham Indonesia tahun 2017 merupakan tahun yang cukup menggembirakan bagi pasar saham Indonesia, dengan kenaikan hingga 19,21%! Terbukti setelah kebijakan tax amnesty diterapkan, dana dari luar kembali masuk ke dalam negeri, salah satunya ke pasar modal yang mengakibatkan penguatan pada IHSG. Tidak hanya itu, penerimaan negara dari pajak meningkat sangat luar biasa dan hal ini juga sangat berdampak terhadap indusrti riil di Indonesia.

Indonesia Masih Kuat Indonesia Kaya Sumber Daya Alam Mineral Lalu apa saja yang menjadi dasar kekuatan Indonesia saat ini? Kekuatan Indonesia yang tidak dimiliki oleh negara lain saat ini adalah abundant of natural resources, bahkan dikatakan bahwa Indonesia merupakan the largest exporter of coal, nickel, emas, tembaga dan masih banyak lagi.
Selain itu Indonesia juga merupakan negara yang ekspornya sangat tinggi sekali terutama eskpor batubara setelah Australia, jadi pendapatan negara sangat besar sekali dari ekspor komoditas batubara, sehingga tidak heran ketika tahun 2017 lalu harga komoditas naik dan pasar saham terdorong sangat luar biasa sekali dari sektor komoditas atau mining.
Kondisi Fundamental Indonesia
Indonesia secara fundamental menempati posisi pertama di ASEAN, nomor dua Thailand dan Filipina di posisi ke tiga. Berikut data dari IMF Oktober 2017.

GDP current price pada pemerintahan era Jokowi, Indonesia juga berada dalam kondisi yang terbilang bagus, berada pada posisi 16 setelah nomor satu dipimpin oleh Amerika dan posissi kedua China, hingga posisi ke lima belas Mexico. Posisi Indonesia ini masih lebih tinggi jika dibandingkan dengan negara Turkey, Netherlands, Switzerland dan Arab Saudi.

Sementara itu jika dilihat dari GDP berdasarkan PPP valuation Indonesia berada di urutan ke tujuh, setelah pertama diduduki oleh China dan kedua Amerika, hingga Russia di urutan ke 6. Posisi Indonesia lebih unggul disbanding Brazil, Inggris dan Prancis


Tidak hanya itu saja, bahkan IMF meprediksi tahun 2050 Indonesia berada di urutan ke 4 setelah China, India dan Amerika.
Apakah Betul Hutang Indonesia Membengkak?Apakah Betul Hutang Indonesia Membengkak? Biarkan data yang berbicara.
Di masa pemerintahan Megawati, rasio utang dan nilai utang Indonesia mencapai :
Di masa pemerintahan SBY, rasio utang dan nilai utang Indonesia mencapai:
- 2005: Rp 1.311,7 triliun, rasio utang 47,3 persen.
- 2006: Rp 1.302,2 triliun dengan rasio utang 39 persen.
- 2007: Rp 1.389,4 triliun, rasio utang 35,2 persen.
- 2008: Rp 1.636,7 triliun, rasio utang 33 persen.
- 2009: Rp 1.590,7 triliun, rasio utang 28,3 persen.
- 2010: Rp 1.681,7 triliun, rasio utang 24,5 persen.
- 2011: Rp 1.809 triliun, rasio utang 23,1 persen.
- 2012: Rp 1.977,7 triliun, rasio utang 23 persen.
- 2013: Rp 2.375,5 triliun, rasio utang 24,9 persen.
- 2014: Rp 2.608,8 triliun, rasio utang 24,7 persen.
Di masa pemerintahan Jokowi, rasio utang dan nilai utang Indonesia mencapai:
Undang-undang (UU) Nomor 17 Tahun 2003, batas maksimum utang negara sebesar 60% terhadap PDB Saat ini kondisi perekonomian Indonesia masih cukup stabil, namun kita tetap perlu waspada, pasalnya risiko bisa datang dari Amerika yang menggempur Suriah sehingga berpotensi menimbulkan konflik berkelanjutan kedepannya. Saat ini belum waktunya untuk long term investing, namun masih bisa Anda manfaatkan untuk trading.Jika trading, jangan pikir dua kali, jika kena stop loss buang aja. Yang belum kena stop loss hold saja. Bagaimana cara menentukan stop loss? Gimana biar nggak mudah kena stop loss? Pilih super trading. kapan Trading?