Juru Bicara Satuan Tugas Penanganan Covid-19 (Satgas Covid-19) Reisa Brotoasmoro mengatakan angka kesembuhan atau recovery rate Covid-19 di Indonesia sudah mencapai lebih dari 82 persen.
Karena itu, Reisa menyampaikan ucapan terima kasih kepada dokter dan tenaga medis lainnya yang telah bekerja keras untuk melakukan penanganan pandemi Covid-19 di Indonesia, sehingga jumlah kasus sembuh dan selesai isolasi hingga saat ini sudah mencapai lebih dari 350.000 kasus.
"Pemerintah berterimakasih kepada sekitar 29.000 dokter, terdiri dari dokter umum dan spesialis. Menurut data Kementerian Kesehatan, mereka bersama lebih dari 19.600 orang relawan tenaga kesehatan, nusantara sehat, dan internship serta hampir 300 orang relawan ahli teknologi laboratorium medik, yang sudah berjuang tanpa lelah di masa pandemi ini," kata Reisa Brotoasmoro saat menyampaikan keterangan pers secara virtual pada beberapa waktu lalu.
Reisa mengharapkan semua pihak mempertahankan prestasi ini. Salah satunya, kompak tidak menambahkan kasus positif Covid-19. Apalagi selain Covid-19, masih ada penyakit-penyakit lainnya di Indonesia yang membutuhkan penanganan serius dari tenaga kesehatan. Seperti demam berdarah dengue (DBD), rabies, malaria, Avian flu, dan hepatitis.
Tak hanya itu, Reisa menambahkan, penyakit-penyakit tidak menular yang juga membutuhkan penanganan serius seperti jantung, kanker, diabetes yang menjadi penyakit mematikan di tengah-tengah masyarakat.
"Bukan saja penyakit-penyakit ini sangat serius, pengobatannya juga mahal. Ini mengakibatkan hari produktif para pasien dan juga keluarga yang merawatnya," ujar Reisa Brotoasmoro.
Tentang penyakit tidak menular, Reisa memaparkan laporan data dari Kementerian Kesehatan terhadap pasien meninggal Covid-19 karena penyakit penyerta. Diantaranya jantung koroner sebesar 36,9 persen, kanker sebesar 9,7 persen, diabetes melitus (DM) dengan komplikasi sebesar 9,3 persen dan penyakit paru obstruktif kronis (PPOK) sebesar 2,9 persen.
Dari sisi pembiayaan kesehatan, alokasi anggaran terbesar pada penyakit jantung terbesar mencapai Rp 10,5 triliun, diikuti kanker Rp 3,4 triliun, stroke Rp 2,5 triliun, gagal ginjal Rp2,3 triliun dan thalasemia Rp 489 miliar.
"Hal ini berarti penyakit tidak menular bukan masalah yang enteng. Penanganan dan pengendaliannya juga membutuhkan dokter-dokter spesialis. Yang tentunya handal dan berkonsentrasi penuh," jelas Reisa Brotoasmoro.
Ia juga kembali berpesan bagi masyarakat untuk disiplin lakukan protokol kesehatan dengan 3M yaitu menggunakan masker, menjaga jarak dan menjauhi kerumunan. "Praktekkan sebagai satu kesatuan karena 3M itu satu paket," tegas Reisa Brotoasmoro.


